Posted by : Unknown
Sabtu, 10 Mei 2014
A. Hakikat Manusia sebagai Makhluk Individu dan Sosial
Manusia
sebagai mahluk individu memiliki unsur jasmani dan rokhani, unsur fisik dan
psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu
manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Manusia secara individu adalah bebas. Ia dapat menentukan sendiri
apa yang dapat dilakukan dan apa yang tidak dapat dilakukan. Ia dapat mengambil
sikap untuk menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya atau pun ia bertindak
melawan lingkungannya. Manusia adalah bebas sejauh ia sendiri dapat mengembangkan
pikiran tentang tujuan dan sarana untuk mencapai tujuan itu. Ia bebas
memutuskan sendiri tindakannya dan pilihan yang ia ambil. Ia juga bertanggung
jawab sendiri atas segala sikap dan perbuatannya.
Selain sebagai
individu, manusia juga tidak dapat hidup tanpa
orang lain. Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki tujuan dalam
hidupnya. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin
bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan
tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi
kemanusiaannya.
B. Karakteristik Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial
Manusia sebagai
makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis,
unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala
unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Setiap
manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang
persis sama. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan
genotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia
merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir. Faktor lingkungan
(fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari
seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan
sosial. Lingkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial,
merujuk pada lingkungan di mana seorang individu
melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok
sosial yang lebih besar.
Karakteristik
yang khas dari seeorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang
memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan
genotip)dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.
Dengan adanyaindividulitas, setiap
orang memiliki kehendak, perasaan, cita-cita, kecenderungan, semangat, daya tahan yang berbeda. Kesanggupan untuk memikul
tanggung jawab sendiri merupakan ciri yang sangat
essensial dari adanya individualitas pada diri setiap insan.
Menurut Oxendine,
perbedaan individualitas setiap insan nampak secara khusus padaaspek sebagai
berikut :
·
Perbedaaan fisik: usia, tingkat dan berat
badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan dan kemampuan bertindak.
·
Perbedaan sosial: status ekonomi, agama,
hubungan keluarga dan suku.
·
Perbedaan kepribadian: watak, motif, minat
dan sikap.
·
Perbedaan kecakapan atau kepandaian.
Menurut
kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu
juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat
dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia
selalu hidup bersama dengan manusia lainnya.
Menurut Hassan Shadily dalam bukunya Sosiologi
untuk Masyarakat Indonesia, bahwa manusia akan tertarik kepada hidup
bersama dalam dalam masyarakat karena didorong oleh beberapa faktor: 1
1. Hasrat yang berdasar naluri (kehendak biologis yang di luar penguasaan
akal) untuk mencari teman hidup, pertama untuk memenuhi kebutuhan sesksual yang
sifatnya biologis sebagaimana terdapat pada semua makhluk hidup.
2. Kelemahan manusia selalu mendesak untuk mencari kekuatan bersama yang
terdapat dalam berserikat dengan orang lain sehingga dapat berlindung
bersama-sama dan dapat memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari dengan usaha
bersama.
Ciri-ciri
Manusia Sebagai Mahkluk Sosial:
·
Suka bergaul
·
Suka bekerja sama
·
Hidup berkelompok
·
Memiliki kepedulian terhadap orang lain
·
Tidak bisa hidup sendiri
C.
Dinamika Interaksi Sosial
Manusia dalam
hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu
sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi
sosial. Gollin&Gillin menyebutnya;proses-proses sosial adalah cara
berhubungan yang dapat dilihat apabila orang perorang dan kelompok-kelompok
manusia saing bertemu dan menentuksn sistem serta bentuk-bentuk hubungan
tersebut atau apa yang akan terjadi
apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang
telah ada (Syani, 2002).2 Ciri-ciri interaksi sosial adalah sebagai berikut:3
·
Pelakunya
lebih dari satu orang
·
Adanya
komunikasi antar pelaku melalui kontak sosial
·
Mempunyai
maksud dan tujuan, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut dengan yang
diperkirakan pelaku
·
Adanya dimensi waktu yang akan
menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung
1 Dr. Basrowi.
Pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia Indonesia. Hlm. 42
2 Dr. Basrowi.
Pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia Indonesia. Hlm. 137.
3 Dr. Basrowi.
Pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia Indonesia. Hlm. 139.
Dalam proses sosial, baru
dikatakan terjadi interaksi sosial apabila telah memenuhi persyaratan sebagai aspek kehidupan bersama, yaitu adanya
kontak sosial dan komunikasi sosial.4
Berdasarkan pendapat menurut Soekanto (1984: 60-92) interaksi sosial
dikategorikan ke dalam dua bentuk, yaitu :5
1.
Interaksi sosial yang
bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk-bentuk asosiasi seperti:
·
Kerjasama
Kerjasama
adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai
tujuan bersama.
·
Akomodasi
Akomodasi adalah suatu
proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok-kelompok
untuk meredakan pertentangan.
·
Asimilasi
Asimilasi adalah suatu
proses sosial yang timbul bila ada masyarakat dengan latar belakang kebudayaan
yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga
lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk
kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.
·
Akulturasi
Akulturasi adalah
proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan
suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan
asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsure-unsur kebudayaan asing itu
diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya
kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.
2.
Interaksi sosial yang
bersifat disosiastif, yakni bentuk-bentuk sosial yang mengarah pada bentuk
pertikaian seperti:6
·
Persaingan
Persaingan adalah suatu perjuangan
yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu agar memperoleh
kemenangan
4 Dr.
Basrowi. Pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia Indonesia. Hlm. 140
5 Prof. Dr.
H. M, Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kharisma Putra Utama. Hlm.
58.
6 Drs.
Philipus, Ng dkk. Sosiologi dan Politik. Jakarta: Kharisma Putra Utama. Hlm. 29
atau hasil
secara kompetitif tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak
lawannya.
·
Kontraversi
Kontraversi
adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan
atau konflik. Wujud kontraversi antara lain sikap tidak senang, baik secara
tersembunyi ataupun terang-terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau
kelompok. Sikap ini dapat berubah menjadi kebencian tetapi tidak sampai memicu
pertikaian.
·
Konflik
Konflik
adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu akibat
adanya perbedaan paham dan kepentingan yang mendasar sehingga menimbulkan
jurang pemisah di antara yang bertikai tersebut.
- Back to Home »
- My Task »
- ISBD - Karakteristik Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial
daftar pustakanya mana mbak?
BalasHapus