Posted by : Unknown Jumat, 13 Juni 2014

MEMBANGUN PEMAHAMAN KARAKTER KEJUJURAN MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PADA ANAK USIA DINI DI KOTA PATI

Abstrak
Salah satu nilai yang harus di kembangkan untuk membangun karakter anti korupsi adalah nilai kejujuran. Penanaman pondasi nilai kejujuran harus dimulai sejak anak usia dini dan media implementasi yang tepat adalah permainan tradisional, yang mengandung nilai-nilai budaya bangsa. Penelitian ini pada anak usia dini di sebuah lembaga dengan umur 5-6 tahun dengan di bagi menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan desain penelitian dalam bentuk pre test and post test control group design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman karakter kejujuran pada pre test dan post test kelompok eksperimen, namun tidak ada perbedaan pemahaman karakter kejujuran pada pre test dan post test pada kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa permainan tradisional efektif digunakan untuk membangun pemahaman karakter kejujuran pada anak usia dini.
Pembahasan
Membangun nilai kejujuran sebagai salah satu nilai untuk membangun karakter anti korupsi membutuhkan proses panjang yang harus di mulai dari usia dini dan baru akan dirasakan ketika anak beranjak dewasa. Salah satu metode yang sesuai dalam implementasi pendidikan membangun karakter ini adalah melalui bermain seperti permainan tradisional negeri ini yang sarat akan nilai-nilai budaya bangsa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pemahaman karakter kejujuran antara siswa di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sesudah menggunakan permainan tradisional. Manfaat penelitian ini, untuk membangun pemahaman karakter kejujuran anak usia dini; untuk menambah pengetahuan dan berbagai sarana untuk menerapkan pengetahuan yang di bangku kuliah terhadap masalah nyata yang dihadapi oleh dunia pendidikan; sebagai bahan pertimbangan dalam menanamkan karakter kejujuran kepada anak. Dengan metode penelitian bentuk pre test and post test control group design, siswa TK Pertiwi 03 sebanyak 17 anak dipilih menjadi kelompok eksperimen dan siswa TK Pertiwi 01 juga dengan banyak yang sama dipilih menjadi kelompok kontrol. Setelah pretest dilakukan, hasilnya menunjukkan bahwa tidak semua anak memahami tentang karakter kejujuran dan banyak dari mereka yang tidak mengetahui permainan tradisional sehingga sempat menghambat proses penelitian. Namun setelah posttest hasilnya menunjukkan kemajuan. Sebagaimana kajian permainan tradisional yang telah dilakukan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1982 bahwa permainan tradisional mengandung nilai-nilai seperti jujur, kepemimpinan, usaha keras, kerjasama, menegakkan keadilan, cerdik dan motivasi untuk menang.
Simpulan
Hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil test membangun karakter kejujuran pada kelompok kontrol adalah Nilai thitung sebesar 1,852 < ttabel sebesar 2,120. Hal tersebut menunjukkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa data di atas menunjukkan perubahan yang tidak signifikan, yaitu tidak ada perbedaan karakter kejujuran saat pretest dan posttest pada kelompok kontrol. Sedangkan kelompok eksperimen adalah Nilai thitung sebesar 10,985 > ttabel sebesar 2,120. Hal tersebut menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa data di atas menunjukkan perubahan yang signifikan, yaitu adanya perbedaan karakter kejujuran saat pretest dan posttest pada kelompok eksperimen. Sehingga dapat dikatakan bahwa permainan tradisional jawa dalam penelitian ini efektif digunakan untuk membangun karakter kejujuran pada anak usia dini.


ANALISIS MODEL-MODEL PENDIDIKAN  KARAKTER UNTUK USIA ANAK-ANAK (USIA DINI), REMAJA DAN DEWASA
Abstrak
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menganalisis kembali model-model pendidikan karakter untuk anak-anak (usia dini), remaja dan dewasa dengan menggunakan metode meta analisis. Sumber data penelitian terdiri dari empat artikel jurnal dan tiga makalah ilmiah yang telah diseminarkan. Analisis data dengan cara deskriptif kualitatif. Hasil analisis menunjukkan model pendidikan untuk pembentukan karakter pada usia anak-anak antara lain dilakukan melalui kegiatan bercerita, bermain peran, dan kantin kejujuran. Model pendidikan untuk pengembangan karakter pada remaja diintegrasikan dalam peraturan sekolah, pembelajaran dan kegiatan ektrakurikuler. Model pendidikan untuk pemantapan karakter pada usia dewasa dilakukan dengan strategi penyadaran dan evaluasi diri. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa model pendidikan karakter yang efektif dibangun dari iklim sekolah yang kondusif untuk berkembangnya karakter positif.
Pembahasan
Pendidikan karakter dilakukan dengan pembiasaan untuk berperilaku positif dan menjauhi perilaku negatif secara terus menerus dan holistik dari semua lingkungan pendidikan yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Di sekolah, pendidikan karakter harus dimulai dari pendidik itu sendiri guna menyediakan lingkungan belajar yang baik untuk membentuk, mengembangkan dan memantapkan karakter peserta didiknya. The Character Education Partnership menyusun 11 prinsip pendidikan karakter yang efektif dan menjadi bagian dari program sekolah, melalui peraturan dan tata tertib sekolah, proses belajar mengajar di kelas dan kegiatan ekstrakurikuler. Penelitian ini termasuk jenis penelitian meta-analisis yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara merangkum, mereview dan menganalisis data penelitian dari beberapa hasil penelitian sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan cerita bergambar dan metode bermain peran efektif untuk meningkatkan pengamalan nilai kejujuran, kesabaran, dan ketaatan beribadah, serta keterampilan berbahasa dengan metode dan strategi yang bervariasi yang sedapat mungkin mencakup inkulkasi/penanaman keteladanan, fasilitasi nilai, dan pengembangan soft skills.
Semua unsur di lingkungan sekolah dapat memberikan model pendidikan karakter kepada anak didik (anak usia dini) melalui perintah, permintaan dan saran dengan penekanan prinsip untuk bekerja secara tim, berempati dan melayani dan dapat  memasang spanduk/poster yang bermuatan karakter tersebut sehingga menghasilkan iklim positif untuk belajar dan berperilaku positif. Remaja memiliki kepribadian yang masih labil dan sedang mencari jatidiri untuk membentuk karakter permanen. Oleh sebab itu, perlu ada kerjasama dan komunikasi yang baik antara sekolah dan keluarga dalam mengembangkan karakter anak remaja. Karakter pada orang dewasa seperti mahasiswa memang sudah memfosil atau sulit diubah melalui strategi pembelajaran biasa. Namun demikian, dosen tetap memiliki kewajiban untuk mengingatkan, menyuruh dan menyarankan mahasiswa supaya tidak melakukan tindakan negatif.
Simpulan
Model pendidikan pada anak-anak bertujuan untuk membentuk karakter. Karena masih dalam masa bermain, model pendidikan karakter yang efektif disampaikan melalui kegiatan bermain peran, bercerita, kantin kejujuran dan lainnya. Model pendidikan karakter pada remaja bertujuan untuk mengembangkan karakter kepribadian dengan tindak tutur direktif (nasehat, perintah, anjuran, dsb) di lingkungan sekolah. Model pendidikan karakter pada orang dewasa bertujuan untuk pemantapan karakter yang sudah terbentuk.


OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA MAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG
Abstrak
Kurangnya pengenalan dan optimalisasi pengamalan pendidikan karakter anak usia dini menjadi latar belakang penelitian ini. Salah satu cara pengoptimalisasinya adalah dengan bermain peran yang dilakukan pada salah satu Taman Kanak-kanak dengan membagi anak didik menjadi dua siklus. Dan hasil penelitian menyatakan bahwa dari siklus I ke siklus II nilai-nilai karakter anak mengalami peningkatan yang cukup berarti. Hal ini membuktikan bahwa sentra main peran pendidikan karakter mempengaruhi optimalisasi pendidikan karakter anak usia dini.
Pembahasan
Pembangunan karakter dan pendidikan karakter menjadi suatu keharusan karena pendidikan tidak hanya menjadikan peserta didik menjadi cerdas, tetapi juga harus mempunyai budi pekerti dan sopan santun sehingga keberadaannya sebagai anggota masyarakat menjadi bermakna baik bagi dirinya. Pergeseran orientasi kepribadian yang mengarah pada berbagai perilaku amoral sudah terjadi di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat. Upaya penanaman dan pembinaan kepribadian dan karakter sejak dini, termasuk pada jenjang pendidikan di Taman Kanak-kanak (TK) sebagai salah satu lembaga formal PAUD seperti terangkum dalam Undang undang (UU) RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kini menjadi harapan baru dalam menumbuh kembangkan pentingnya pendidikan karakter sejak dini. Bermain peran dapat dipusatkan pada aktifitas sehari-hari seperti di sekolah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengenalkan dan meningkatkan nilai-nilai karakter anak seperti pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai kebaikan dan kebajikan, kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan maupun kebangsaan agar menjadi manusia yang berakhlak. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada hakekatnya adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas, dengan melaksanakan tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas, dengan menerapkan berbagai teori dan strategi pembelajaran yang relevan secara kreatif. Subjek penelitian ini adalah anak Kelompok B 1 Taman Kanak-kanak Citra Al Madina Padang, Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan jumlah murid 10 orang yang terdiri dari 7 laki-laki dan 3 orang anak perempuan. Penelitian dilakukan bersiklus (dua siklus) dengan pengamatan langsung. Data yang diperoleh selama penelitian yang berlangsung dianalisis baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif untuk memperoleh hasil maksimal terhadap penelitian tindakan kelas yang dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian siklus I dan II upaya perbaikan terhadap optimalisasi pendidikan karakter anak kelihatan semakin baik dan semakin nyata hasilnya. Hal ini terlihat dari meningkatnya angka indikator kinerja baik terhadap kesenangan belajar maupun hasil belajar yang dicapai oleh anak maka sesuai dengan rumus yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:32). Terjadinya peningkatan nilai-nilai karakter dari siklus I ke siklus II karena peneliti telah memberikan strategi pembelajaran yang menyenangkan, bimbingan dan arahan serta media permainan yang menarik saat bermain peran. Anak sudah bisa mengenal sikap yang baik dan buruk terhadap apa yang mereka lakukan. Tingkat keberhasilan dan kesenangan anak dalam belajar dapat diketahui dari hasil wawancara langsung kepada anak setiap anak sudah selesai bermain di sentra main peran dengan 3 pertanyaan.
Simpulan
Usia dini merupakan langkah awal untuk membentuk akhlak anak untuk mengenalkan nilai baik. Pada usia dini pembelajaran pendidikan karakter anak dapat diberikan secara terpadu dalam ketentuan kurikulum. Melalui permainan di sentra main peran, pendidikan karakter anak dapat dioptimalisasikan.

DAFTAR PUSTAKA




Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Blogger templates

Blogroll

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates

Copyright © Jejak Pena Kirana -Black Rock Shooter- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan